Kamis, 28 Mei 2015

R. Totong Kiemdarto

R.TOTONG KIEMDARTO 



di masa mudanya Sepenggal Sejarah IKS PI KERA SAKTI Totong Kiemdarto Dulur-dulur pasker pasti sudah tidak asing lagi dengan bapak Totong Kiemdarto, Benar sekali, pendiri perguruan IKS PI Kera Sakti yang beliau rintis sejak masih muda itu.

hingga kini berkembang sangat pesat. Perlu diketahui, pengesahaan/ wisuda tingkat I dan II yang diadakan setahun 3 kali tidak kurang dari 3000 orang setiap pengesahaannya. Itupun yang hadir langsung di padepokan caruban (pengesahan jarak dekat)belum yang ada dikalimantan, Sulawesi, Sumatra, Timor Leste yang mengadakan pengesahaan jarak jauh. Histori terbentuknya IKS PI Kera Sakti cukup berliku-liku dan tidak langsung terbentuk seperti perguruan yang sekarang. Menurut beberapa sumber, Bapak Totong Kiemdarto ketika masih muda terkenal dengan “ndrugal”, sering mengikuti tarung- tarung jalanan dan ivent-ivent pencak dor. Sebelum mendirikan perguruan IKS PI Kera Sakti , Pak Totong ketika waktu itu juga sudah menyandang gelar pendekar di salah satu perguruan silat di madiun. Nara sumber juga bilang, Pak Totong juga menjadi “Pentolan” diperguruan tersebut, sering memimpin masa perguruan untuk bertarung secara besar-besaran. Tercacat beberapa kali terjadi pertarungan besa (berapa kali belum bisa dipastikan), beberapa mendominasi dan beberapa didominasi. Masih di sejarah IKS PI Kera Sakti, Guru besar pak Totong Kiemdarto juga memberi peninggalan beberapa semboyan kepada generasi penerus, semboyan tersebut salah satunya “kamu jual aku beli” . Dalam istilah perdagangan ada yang memproduksi, menjual dan membeli. Praktek keseharian yang ada dipasar pun ketika terjadi transaksi jual beli,n pasti penjual memberikan harga dan pembeli membayar seharga yang ditawarkan. Namun pernahkan pembeli menawar agar harga diturunkan? sering sekali. Dari pemaknaan semboyan “kamu jual aku beli” apakah disitu terdapat “aku tawar”? Apabila digabung kira-kira menjadi seperti ini “kamu jual aku tawar aku beli” , dibaca saja sudah bikin geli, Sepertinya bukan seperti itu Guru Besar IKS PI Kera Sakti memberikan arti semboyan yang beliau tinggalkan selama bertahun-tahun. Semboyan yang pas yang harus jadi pedoman oleh pasker IKS PI Kera Sakti haruslah “kamu jual aku beli” tanpa tawar menawar. Kamu jual 1 juta aku beli 1 juta, kamu jual 100 juta aku beli 100 juta, kontan tanpa nyicil. Kembali ke sejarah IKS PI Kera Sakti, lantas apa yang mendasariterbentuknya perguruan ini? Sekedar gengsi, mewadahi kreatifitas dalam bersilat, mengajarkan ideology, memberikan persaingan, balas dendam? Ada beberapa item di atasyang menjadi dasar terbentuknya perguruan ini. Masih dari nara sumber, Bapak Totong pernah memimpin pertarungan dengan masa yang besar, beberapa kali pertarungan tersebut pak Totong merasa kalah, hingga suatu ketika pak Totong pernah bersumpah “kalau kali ini aku kalah, maka aku akan meninggalkan perguruan ini sekaligus keluar dari madiun”. Dan memang benar, pertarungan terakhir yang pak totong pimpin kocar-kacir dan terpaksa ditarik mundur dari arena. Saat itu lah pak Totong benar-benar membulatkan tekatnya untuk keluar dari madiun.

Pak Totong mengembara ke berbagai wilayah di jawa, dengan maksut bukanlah semata-mata mencari kekayaan melainkan untukmemperdalam bela diri yang dimilikinya. Tidak sedikit perguruan silat serta aliran kungfu yang dipelajari pak Totong. Sampai akhirnya langkah pak Totong terhent dibagian ujung pulau jawa yaitu bumi Banten. Disinilah pak Totong menemui kemantapan setelah belajar beberapa ilmu kerohanian/ kebatinan di bumi ini. Nara sumber juga bilang, “perguruan ini muridnya tidak hanya Totong,namun diantara murid lainnya

Totonglah yang mengalami perkembangan paling pesat” . Pernah suatu ketika Pak Totong bertapa disuatu gua, entah waktu itu masih dalam proses bertapa atau sudah menyelesaikan bertapanya, rekan latihan pak Totong melihat kalau waktu itu pak Totong berlari-lari dan meloncat-loncat di dedaunan pohon, loncat dari satu tempat ke tempat lainnya. Setelah pak Totong merasa sudah cukup menimba ilmu diberbagai wilayah di jawa, pak Totong kembali ke madiun. Saat itulah pak Totong kembali menantang perguruan tersebut untuk diajak duel, kali ini Pak Totong tidak memimpin masa seperti dulu, melainkan hanya sendiri (single). Nara sumber juga bilang, pak Totong waktu itu melawan orang dalam jumlah banyak, kisaran ratusan orang yang dihadapi hanya dengan senjata “Triple Stick”. Ratusan orang tersebut berhasil dibuat kocar-kacir dan dipukul mundur oleh pak Totong sendiri. 

Hingga kini, senjata “Triple Stick” banyak dijadikan variasi hiasan dinding yang diplot dalam sebuah kertas, dengan gambar seseorang memakai baju kebesaran IKS PI Kera Sakti dan membawa senjata “Triple Stick” dengan pasangan kuda-kuda satu.

2 komentar:

  1. Jangan melebih lebihkan dan mengubah sejarah dengan imajinasimu🙏

    BalasHapus
  2. Alloh yg mha Esa gk butuh sakti para wali para nabi tidak sakti.

    BalasHapus